Total Pageviews

Translate

Wednesday, February 13, 2013

Dari Sikap Politik Yang Konfrontatif menjadi koperatif. Untuk Perombakan Struktur Anggaran Belanja Negara Atau Untuk Perombakan Pemerintah koalisi?




Mengamati perubahan sikap partai oposisi dari sikap konfrontatif kembali ke pasif dan korporatif selama perdebatan anggaran belanja Negara dan intervensi politik Partai FRETILIN yang dibacakan sendiri oleh Sekretaris Jenderal – Sekjen FRETILIN Marie Alktiri dalam sidang pleno pembahasan anggaran negara membuka wacana politik baru di Timor-Leste.

Jika mengamati dan membaca secara baik-baik sikap wakil rakyat dari partai oposisi dan wakil rakyat dari partai CNRT yang pasrash terhadap sikap baik partai oposisi yang bersikap mengalah dan mau berkerjasama dan tidak mengunakan jalur konfrontatif, ini merupakan langkah awal dari kemenangan partai oposisi dalam pertempuran di dalam parlemen nasional.

Kemenangan tersebut telah diawali dengan voting suara mayoritas untuk menyetujui bersama usulan partai oposisi untuk pembentukan Komisi Sementara bagi pembahasan anggaran belanja Negara dimana segala sesuatu tentang pembahasan anggaran belanja Negara harus dibahasa di dalam komisi sementara-yang diketuai oleh partai oposisi sendiri. Oleh karena  ‘konsensu politik’ tersebut dimata masyarakat umum biasa menilai sebagai langkah suatu kerja sama yang baik antara generasi tua dalam membangun stabilitas politik menuju pembangunan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan.

Walaupun masing-masing dari mereka kedua kepemimpinan partai politik tersebut memiliki pandangan yang berbeda tentang konsep pembangunan Negara akan tetapi mereka memiliki keinginan yang sama, komitmen yang sama untuk mengakhiri dengan masa-masa kepemimpinan mereka dengan menyatukan pikiran mereka bagi pembangunan Negara melalui suatu konsensus bersama di Parlemen.

Namun dibalik semua itu kalau kita berpikir secara politik, setiap kepemimpinan partai memiliki taktik dan strategi politik. Kedua pemimpin tersebut XANANA dan MARIE ALKTIRI memiliki plataform politik yang berbeda. Hal tersebut dapat dilihat dari sikap politik kepemimpinan partai oposisi ketika pemerintahan AMP ketika Oposisi melakukan “walkout” pada pembahasan PEDN.

Pertarungan dilapangan terbuka sangat sulit bagi kedua kepemimpinan untuk memenangkan tujuan politik, akan tetapi kalau kita membaca secara baik-baik pertarungan taktik dan strategi  politik dari kedua partai besar CNRT dan FRETILIN sekarang bagaimana memenangkan pertarungan politik melalui segala proposal politik bagi perbaikan struktur anggaran belanja negara dalam perdebatan ditingkat “komisi sementara” maupun di sidang pleno.
 
Perubahan sikap tersebut membuka pidato politik baru bagi politik kedua kepemimpinan partai politik dan kepemimpinan bangsa dimasa-masa yang akan datang sebelum berakhir nya kepemimpinan mereka. Disatu sisi dapat dikatakan membuka politik baru karena perubahan sikap politik yang sebelumnya adalah konfrontatif terhadap segala kebijakan politik pemerintahan AMP menyebabkan tidak terjadinya koalisi FRETILIN – CNRT ketika konferensi nasional CNRT setelah pemilu tahun lalu, mayoritas dari peserta konferensi Nasional memilih berkoalisi dengan Partai Demokrat - PD dan FRENTE MUDANCA – FM untuk membentuk koalisi Pemerintah ke 5. 
  
Namun disisi lain, perubahan sikap itu membuka prespektif politik baru, yang juga akan berdampak pada kepemimpinan generasi muda yang saat ini memimpin beberapa kementerian dan Sekretaris Negara terutama kementerian yang dapat memproduksi dan memberikan benefit kepada rakyat, seperti kementerian Pertanian dan Perikianan dan Sekretaris Negara Peskas e Floresta, kementerian Komersi  Industria koperasi dan Ambiental, kementerian Parawisata/Turismo, Sekretaris Negara Koperasi dan Industria, Sekretaris Negara Urusan Lingkungan, semua kementerian tersebut dipimpin oleh mayoritas generasi muda dari Partai Demokrat (PD) dan FRENTE MUDANCA.

Ada pun segi positif dari perubahan sikap kepemimpinan Partai Oposisi tersebut sebagai berakhirnya kepemimpinan generasi tua, seperti dikatakan oleh DR. Marie Alktiri dari pernyataan Sekretaris Jenderal Partai FRETILIN “sekarang adalah saatnya untuk berkerjasama guna  memberikan sumbangan pikiran bagi pembangunan ekonomi Bangsa yang sangat tergantung dan menentang inflasi ekonomi sangat tinggi”. Selain itu DR. Marie Alktiri juga mengatakan saatnya bagi kami harus bersatu untuk mensukseskan pembangun ekonomi bangsa ini.

Untuk memperkuat pernyataan politik dalam intervensi politik pada hari pertama pembahasan anggaran belanja Negara  dimana pemimpin partai oposisi tersebut mengatakan “ selama saya Marie Alktiri masih hidup tidak akan ada seorang pun yang akan menjatuhkan XANANA, dan selama XANANA masih hidup tidak aka nada seorang pun yang akan menjatuhkan Marie Alktiri.”

Yang menjadi pertanyaan bagi kita. Apakah perubahan sikap politik FRETILIN yang dikenal Konfrontatif itu untuk perubahan dalam struktur anggaran belanja Negara atau perubahan sikap politik itu untuk perombakan dalam komposisi struktur pemerintahan?

Yang jelas tidak akan ada orang yang berani menjatuhkan XANANA dan begitu juga tidak akan  ada pendukung atau massa Militan FRETILIN yang akan menjatuhkan MARIE ALKTIRI. Yang ada hanyalah “Konsensus politik” antara Oposisi FRETILIN dengan pemerintah yang diketuai oleh Presiden Partai CNRT.  Sepertinya dihadapan mereka kedua pemimpin tersebut tidak akan ada yang dapat menghalangi keinginan mereka jika suatu saat mereka menginginkan perombakan dan pembentukan pemerintah ke VI.  Dalam dunia politik tidak ada yang “impossible”.

Oleh karena itu, faktor yang sangat menentukan untuk tidak terjadinya perombakan dalam  struktur pemerintahan yang mengarah pada  pembentukan pemerintah ke VI adalah sukses atau tidaknya setiap  individu yang diberi kesempatan untuk menjabat atau memimpin setiap kementerian dan sekretaris Negara. Dengan situasi demikian perubahan itu akan selalu datang, tidak seorang pun yang dapat menghalanginya, karena perubahan itu adalah sesuatu yang permanen.

Apapun Konsensus politik yang kita capai pasti ada tujuan akhirnya.  Hal itu dapat dilihat dari tahapan demi tahapan yang dicapai oleh partai oposisi. Tahap pertama mengajukan proposal pembahasan anggaran belanja Negara memenangkan keinginan untuk KONSENSUS POLITIK antara oposisi dengan Blok pemerintahan kolisi , tahap kedua; Memimpin Komisi Sementara pembahasan Anggaran Belanja Negara. Untuk mencapai tahapan terakhir  kekuasaan tergantung pada implementasi pengunaan anggaran belanja oleh para menteri dan sekretaris Negara dalam Blok Permerintahan koalisi.  Seperti kata seorang filsuf bernama Hannah Arendt ;  
 “………kekuasaan sesungguhnya milik tak seorangpun, ia terjadi di antara manusia-manusia, bila mereka bertindak bersama dan bekerjasama, dan ia raib, begitu manusia-manusia ini bubar atau ketika masa-masa mereka berakhir.”

Tahun ini, 2013 – 2014 merupakan tahun yang sangat menentukan bagi generasi muda yang saat ini berada di kursi jabatan  dalam  pemerintahan koalisi untuk berani mengambil keputusan politik sesuai dengan  program  pembangunan  yang telah ditetapkan di dalam PEDN. Momentum yang tepat, jika berhasil mengimplementasikan program pembangunan, pengunaan anggaran belanja Negara dengan baik,  dan rakyat betul-betul mendapatkan benefit dari  pengunaan anggaran belanja Negara 2013 – 2014  maka keberhasilan  itu akan menjadi jamin bagi kepercayaan dari rakyat dimasa yang akan datang.