Total Pageviews

Translate

Wednesday, February 13, 2013

Dari Sikap Politik Yang Konfrontatif menjadi koperatif. Untuk Perombakan Struktur Anggaran Belanja Negara Atau Untuk Perombakan Pemerintah koalisi?




Mengamati perubahan sikap partai oposisi dari sikap konfrontatif kembali ke pasif dan korporatif selama perdebatan anggaran belanja Negara dan intervensi politik Partai FRETILIN yang dibacakan sendiri oleh Sekretaris Jenderal – Sekjen FRETILIN Marie Alktiri dalam sidang pleno pembahasan anggaran negara membuka wacana politik baru di Timor-Leste.

Jika mengamati dan membaca secara baik-baik sikap wakil rakyat dari partai oposisi dan wakil rakyat dari partai CNRT yang pasrash terhadap sikap baik partai oposisi yang bersikap mengalah dan mau berkerjasama dan tidak mengunakan jalur konfrontatif, ini merupakan langkah awal dari kemenangan partai oposisi dalam pertempuran di dalam parlemen nasional.

Kemenangan tersebut telah diawali dengan voting suara mayoritas untuk menyetujui bersama usulan partai oposisi untuk pembentukan Komisi Sementara bagi pembahasan anggaran belanja Negara dimana segala sesuatu tentang pembahasan anggaran belanja Negara harus dibahasa di dalam komisi sementara-yang diketuai oleh partai oposisi sendiri. Oleh karena  ‘konsensu politik’ tersebut dimata masyarakat umum biasa menilai sebagai langkah suatu kerja sama yang baik antara generasi tua dalam membangun stabilitas politik menuju pembangunan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan.

Walaupun masing-masing dari mereka kedua kepemimpinan partai politik tersebut memiliki pandangan yang berbeda tentang konsep pembangunan Negara akan tetapi mereka memiliki keinginan yang sama, komitmen yang sama untuk mengakhiri dengan masa-masa kepemimpinan mereka dengan menyatukan pikiran mereka bagi pembangunan Negara melalui suatu konsensus bersama di Parlemen.

Namun dibalik semua itu kalau kita berpikir secara politik, setiap kepemimpinan partai memiliki taktik dan strategi politik. Kedua pemimpin tersebut XANANA dan MARIE ALKTIRI memiliki plataform politik yang berbeda. Hal tersebut dapat dilihat dari sikap politik kepemimpinan partai oposisi ketika pemerintahan AMP ketika Oposisi melakukan “walkout” pada pembahasan PEDN.

Pertarungan dilapangan terbuka sangat sulit bagi kedua kepemimpinan untuk memenangkan tujuan politik, akan tetapi kalau kita membaca secara baik-baik pertarungan taktik dan strategi  politik dari kedua partai besar CNRT dan FRETILIN sekarang bagaimana memenangkan pertarungan politik melalui segala proposal politik bagi perbaikan struktur anggaran belanja negara dalam perdebatan ditingkat “komisi sementara” maupun di sidang pleno.
 
Perubahan sikap tersebut membuka pidato politik baru bagi politik kedua kepemimpinan partai politik dan kepemimpinan bangsa dimasa-masa yang akan datang sebelum berakhir nya kepemimpinan mereka. Disatu sisi dapat dikatakan membuka politik baru karena perubahan sikap politik yang sebelumnya adalah konfrontatif terhadap segala kebijakan politik pemerintahan AMP menyebabkan tidak terjadinya koalisi FRETILIN – CNRT ketika konferensi nasional CNRT setelah pemilu tahun lalu, mayoritas dari peserta konferensi Nasional memilih berkoalisi dengan Partai Demokrat - PD dan FRENTE MUDANCA – FM untuk membentuk koalisi Pemerintah ke 5. 
  
Namun disisi lain, perubahan sikap itu membuka prespektif politik baru, yang juga akan berdampak pada kepemimpinan generasi muda yang saat ini memimpin beberapa kementerian dan Sekretaris Negara terutama kementerian yang dapat memproduksi dan memberikan benefit kepada rakyat, seperti kementerian Pertanian dan Perikianan dan Sekretaris Negara Peskas e Floresta, kementerian Komersi  Industria koperasi dan Ambiental, kementerian Parawisata/Turismo, Sekretaris Negara Koperasi dan Industria, Sekretaris Negara Urusan Lingkungan, semua kementerian tersebut dipimpin oleh mayoritas generasi muda dari Partai Demokrat (PD) dan FRENTE MUDANCA.

Ada pun segi positif dari perubahan sikap kepemimpinan Partai Oposisi tersebut sebagai berakhirnya kepemimpinan generasi tua, seperti dikatakan oleh DR. Marie Alktiri dari pernyataan Sekretaris Jenderal Partai FRETILIN “sekarang adalah saatnya untuk berkerjasama guna  memberikan sumbangan pikiran bagi pembangunan ekonomi Bangsa yang sangat tergantung dan menentang inflasi ekonomi sangat tinggi”. Selain itu DR. Marie Alktiri juga mengatakan saatnya bagi kami harus bersatu untuk mensukseskan pembangun ekonomi bangsa ini.

Untuk memperkuat pernyataan politik dalam intervensi politik pada hari pertama pembahasan anggaran belanja Negara  dimana pemimpin partai oposisi tersebut mengatakan “ selama saya Marie Alktiri masih hidup tidak akan ada seorang pun yang akan menjatuhkan XANANA, dan selama XANANA masih hidup tidak aka nada seorang pun yang akan menjatuhkan Marie Alktiri.”

Yang menjadi pertanyaan bagi kita. Apakah perubahan sikap politik FRETILIN yang dikenal Konfrontatif itu untuk perubahan dalam struktur anggaran belanja Negara atau perubahan sikap politik itu untuk perombakan dalam komposisi struktur pemerintahan?

Yang jelas tidak akan ada orang yang berani menjatuhkan XANANA dan begitu juga tidak akan  ada pendukung atau massa Militan FRETILIN yang akan menjatuhkan MARIE ALKTIRI. Yang ada hanyalah “Konsensus politik” antara Oposisi FRETILIN dengan pemerintah yang diketuai oleh Presiden Partai CNRT.  Sepertinya dihadapan mereka kedua pemimpin tersebut tidak akan ada yang dapat menghalangi keinginan mereka jika suatu saat mereka menginginkan perombakan dan pembentukan pemerintah ke VI.  Dalam dunia politik tidak ada yang “impossible”.

Oleh karena itu, faktor yang sangat menentukan untuk tidak terjadinya perombakan dalam  struktur pemerintahan yang mengarah pada  pembentukan pemerintah ke VI adalah sukses atau tidaknya setiap  individu yang diberi kesempatan untuk menjabat atau memimpin setiap kementerian dan sekretaris Negara. Dengan situasi demikian perubahan itu akan selalu datang, tidak seorang pun yang dapat menghalanginya, karena perubahan itu adalah sesuatu yang permanen.

Apapun Konsensus politik yang kita capai pasti ada tujuan akhirnya.  Hal itu dapat dilihat dari tahapan demi tahapan yang dicapai oleh partai oposisi. Tahap pertama mengajukan proposal pembahasan anggaran belanja Negara memenangkan keinginan untuk KONSENSUS POLITIK antara oposisi dengan Blok pemerintahan kolisi , tahap kedua; Memimpin Komisi Sementara pembahasan Anggaran Belanja Negara. Untuk mencapai tahapan terakhir  kekuasaan tergantung pada implementasi pengunaan anggaran belanja oleh para menteri dan sekretaris Negara dalam Blok Permerintahan koalisi.  Seperti kata seorang filsuf bernama Hannah Arendt ;  
 “………kekuasaan sesungguhnya milik tak seorangpun, ia terjadi di antara manusia-manusia, bila mereka bertindak bersama dan bekerjasama, dan ia raib, begitu manusia-manusia ini bubar atau ketika masa-masa mereka berakhir.”

Tahun ini, 2013 – 2014 merupakan tahun yang sangat menentukan bagi generasi muda yang saat ini berada di kursi jabatan  dalam  pemerintahan koalisi untuk berani mengambil keputusan politik sesuai dengan  program  pembangunan  yang telah ditetapkan di dalam PEDN. Momentum yang tepat, jika berhasil mengimplementasikan program pembangunan, pengunaan anggaran belanja Negara dengan baik,  dan rakyat betul-betul mendapatkan benefit dari  pengunaan anggaran belanja Negara 2013 – 2014  maka keberhasilan  itu akan menjadi jamin bagi kepercayaan dari rakyat dimasa yang akan datang.



Thursday, January 31, 2013

Pledoi Pembelaan:


KAY RALA XANANA GUSMAO ADALAH KUNCI PENYELESAIAN PERANG DI TIMOR TIMUR
Pembelaan Constancio da Costa dos Santos alias AQUITA
Dibacakan pada sidang Pengadilan Negeri Dili
Tanggal 31 Maret 1998
I. PENDAHULUAN
Saudara Hakim yang terhormat,
Pertama-tama saya ingin mengucapkan terima kasih kepada saudara Hakim atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya hari ini untuk menyampaikan pembelaan secara bebas tanpa paksaan apapun macamnya. Pada kesempatan yang emas ini, dihadapan saudara Hakim yang bertindak mewakili Pemerintah Indonesia, dan di hadapan para anggota ABRI yang berdiri di depan pintu sebelah kanan dan kiri, serta dihadapan sebagian rakyat Timor Timur yang masih hidup, dan selalu aktif mengikuti setiap persidangan terhadap kami orang-orang Timor Timur yang di mata Hukum Indonesia merupakan penjahat, sebelum memasukinya, saya mohon saudara Hakim memberikan waktu sedikit agar saya memberikan penghormatan untuk mengenang ratusan ribu rakyat Timor Timur yang telah mati karena menentang invasi pengecut serta memalukan pada 7 Desember 1975, bagi mereka yang mati dalam berbagai pembantaian dari tahun 1978-1979 di gunung Matebian, di kampung Kairaras pada tahun 1981, bagi yang mati dalam pembantaian yang sangat memalukan dalam demonstrasi damai pada tanggal 12 November 1991 di Santa Cruz, bagi mereka yang mati dalam penjara akibat penyiksaan dan tindakan tidak berperikemanusiaan, bagi mereka yang mati pada saat ditangkap dan dieksekusi, serta bagi mereka yang mati tanpa diketahui keberadaannya.
* * *
Pengorbanan mereka merupakan sumbangan besar bagi kemajuan dalam kesadaran Internasional mengenai Hak Asasi Manusia dalam mekanisme perlindungan PBB. Di mata Hukum Indonesia, kami rakyat Timor Timur yang ditangkap dan diadili sebagai seorang penjahat, karena tindakan kami yang sama, menentang invasi dan pencaplokan atas bangsa dan rakyat kami, rakyat Maubere. Maka tidak ada gunannya bagi saya untuk melakukan sebuah pembelaan berdasarkan prinsip-prinsip Hukum Indonesia, dan oleh karena itu hak yang telah diberikan kepada Tim Penasehat Hukum untuk menyusun pembelaan atas nama saya, juga saya cabut karena:
1. Sebagai Pengacara Indonesia, mereka, Tim Penasehat Hukum pasti hanya mengucapkan pasal-pasal Undang-undang dan hukum Indonesia untuk mengemis keadilan kepada diri saya. Jelas itu bertentangan dengan keinginan saya.
2. Di sini, di ruangan sidang pengadilan ini bukanlah tempat bagi saya untuk mengemis keadilan, sebab saya yakin Jakarta tidak akan pernah memberikannya kepada saya yang jelas-jelas menunjukkan diri sebagai musuh perang.
Sekali lagi saya ingin menegaskan bahwa, apa yang saya sampaikan sendiri di depan persidangan ini bukanlah sebuah pembelaan tetapi sebagai upaya untuk mengingatkan tuan-tuan Hakim yang adalah juga budak-budak Pemerintah Soeharto yang sampai hari ini ikut menindas rakyat Maubere dan hak-haknya untuk merdeka. Jadi, kalaupun dikatakan pembelaan, maka hal itu bukan untuk membela kepentingan hukum pribadi saya untuk memperoleh setitik keadilan, tetapi adalah pembelaan terhadap kepentingan dan hak rakyat dan Tanah air saya, Timor Leste.
Saya tidak malu kalau tuan-tuan menyebut diri saya sebagai seorang penjahat seperti yang didakwakan pada saya, sebaliknya saya bangga karena kejahatan yang saya lakukan adalah kejahatan yang sama, suatu kejahatan yang menginginkan kebebasan bagi bangsa saya, yang selama dua puluh tiga tahun berada dibawah satu kekuasaan yang dipaksakan dengan cara kekerasan terhadap rakyat dan bangsa saya.
II. TENTANG KEWARGANEGARAAN
Saya adalah salah satu dari generasi penerus perlawanan rakyat Maubere, menentang invasi pengecut serta memalukan pada 7 Desember 1975, suatu pendudukan yang kriminal serta melanggar prinsip-prinsip hukum Internasional atas Timor Timur selama dua puluh tiga tahun ini. Saya berterus terang bahwa selama diperiksa, saya berperilaku seperti orang Indonesia asli dan memiliki KTP, namun bukan hanya saya sendiri yang memilikinya akan tetapi semua rakyat Maubere ber-KTP. Menurut saya, bahwa KTP yang saya miliki merupakan suatu tuntutan perjuangan, sekaligus sebagai pengganti ribuan rakyat Maubere yang telah dihancurkan oleh pendudukan militer Indonesia secara terencana dan sistematis.
Pada tanggal 15-16 September tahun yang lalu di Polres Dili, dalam pemeriksaan saya selalu menjawab setiap pertanyaan dari Polisi dan para Perwira-perwira Tinggi ABRI yang menanyakan saya tentang warga negara, di mana saya selalu menjawab dengan tegas bahwa menurut hukum Internasional saya bukan warga negara Indonesia. Namun saya menyadari bahwa setiap orang Timor Timur yang ditangkap berkaitan masalah Timor Timur akan selalu diadili, oleh Pemerintah yang sama, satu Pemerintah yang datang mengatasnamakan bangsa Indonesia dengan mesin pembantai ABRI, menindas, membunuh dan membantai seluruh rakyat Maubere yang tidak berdaya, satu Pemerintah yang datang dengan sistem yang sama, sistem kolonialisme, namun sistem kolonialisme ini lebih kasar dari sistem kolonialisme sebelumnya.
Hari ini dihadapan tuan-tuan, sebagai generasi penerus perlawanan rakyat Maubere, secara terbuka saya mengatakan bahwa saya bukan warga negara Indonesia, tetapi saya tetap warga negara Portugis, sebagaimana semua Timor Timur dan sesuai dengan naluri saya sendiri, saya adalah warga negara Timor Leste.
Sejak awal, saya telah menolak kewenangan suatu peradilan Indonesia untuk mengadili saya. Penolakan itu secara eksplisit telah saya tunjukan melalui setiap aksi dalam setiap proses Persidangan, yakni mengelar spanduk, merobek replik tuan Jaksa, mogok makan, mogok sidang dan mogok bicara, tetapi tuan-tuan Hakim tidak pernah menyadarinya. Karena semua peradilan Indonesia atas para pejuang kemerdekaan di Timor Timur tidak pernah sesuai dengan standar hukum Nasional Indonesia yang telah diagungkannya, apalagi hukum Internasional sesuai Resolusi Komisi Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa mengenai Timor Timur, tahun 1997 yang lalu, yang menegaskan bahwa semua negara anggota memiliki kewajiban untuk memajukan dan melindungi hak asasi manusia dan kebebasan dasar seperti yang telah dinyatakan dalam Piagam PBB dan Deklarasi Semesta Hak Asasi Manusia, Kovenan Internasional Hak Asasi Manusia dan instrumen-instrumen lain yang harus diterapkan oleh Pemerintah Indonesia sebagai berikut ini:
a. Mengambil tindakan-tindakan yang perlu dalam menjamin penghormatan penuh bagi hak-hak asasi manusia dan kebebasan dasar rakyat Timor Timur.
b. Memastikan pembebasan awal semua rakyat Timor Timur yang ditahan dan dihukum karena alasan politik.
c. Semua peradilan di Timor Timur harus dilaksanakan sesuai dengan standar internasional. "Kapan?"
III. TANGGUNGJAWAB INTERNASIONAL Masalah Timor Timur adalah tanggungjawab masyarakat Internasional, suatu masalah hukum Internasional, yang mempertaruhkan prinsip-prinsip universal, suatu kasus dimana norma-norma dekolonisasi PBB telah dimanipulasi, oleh karenanya merupakan suatu kasus pelanggaran yang menyolok tentang prinsip-prinsip gerakan Non Blok, dan pola universal hukum perdamaian serta keadilan.
Pengadilan ini sebenar-benarnya tidak berhak untuk mengadili saya dengan teman seperjuangan saya, apalagi dengan tuduhan makar terhadap Pemerintah Indonesia. Namun saya tahu bahwa segala sesuatu sudah diatur dan kami para pejuang kemerdekaan harus dihukum.
PBB mengakui sesuai hukum bagi segenap cara untuk melawan kehadiran segala bentuk apapun Penjajahan di segenap bangsa di dunia, tempat rakyat-rakyat berjuang untuk kemerdekaan. Perjuangan FALINTIL dan CNRM di mata masyarakat Internasional di tempatkan dalam konteks tersebut dan berdiri di atas alias bukan di bawah hukum Indonesia. Para Komandan-komandan FALINTIL akan selalu berbicara kepada dunia Internasional, dan Pemerintah Indonesia khususnya ABRI ketika setiap prajuritnya di medan pertempuran, membawa maut sekaligus kebenaran menembus keangkuhan, kesombongan dan kebohongan militer Indonesia.
Tuan Jaksa dalam tuntutannya mengatakan bahwa rakyat Timor Timur telah berintegrasi dengan Republik Indonesia, tetapi ia tidak menyinggung masalah pokok yakni pelanggaran hukum atau pencaplokan dengan cara kekerasan. (tahu atau tidak hukum Internasional?) Masalah inti dalam pengadilan ini adalah apa yang disebut "Proses Integrasi"
IV. KEBENARAN MUTLAK MENURUT JAKARTA
Di Polres Dili saya diwawancarai oleh Pusat Penerangan ABRI dari Jakarta untuk sebuah liputan khusus mengenai pembangunan di Timor Timur yang menurut Pemerintah Indonesia merupakan suatu kebenaran mutlak. Berbicara tentang apa yang disebut sebagai kebenaran politik adalah sama halnya dengan berbicara tentang etika, legitimasi kekuasaan, hukum dan norma-norma universal serta hak asasi manusia (hukum normatif) yang digunakan sebagai orientasi dasar suatu tindakan politik, sehingga diakui kebenarannya dan dapat diterima secara Internasional. Kebenaran yang saya maksud disini adalah kebenaran mengenai masalah Timor Timur menurut versi pemerintah Indonesia, yang notabene, selalu mengakui diri sebagai pihak yang paling benar. Namun di lain pihak Pemerintah Indonesia selalu berhadapan dengan aksi-aksi dari kami pihak perlawanan, FALINTIL di front bersenjata, CNRM di front diplomatik dengan dukungan dari dunia Internasional. Kenyataan ini harus dihadapi oleh rejim Soeharto sebab Pemerintah Indonesia telah melangkahi hukum-hukum normatif yang berlaku secara universal/Internasional, yang mengikat semua subjek pergaulan Internasional. Menurut norma-norma itu pula suatu tindakan dapat dikatakan memiliki dasar materiil untuk di benarakan/disalahkan.
Pemerintah Indonesia selalu mengklaim bahwa Timor Timur sudah berintegrasi kedalam wilayah kesatuan Republik Indonesia. Jika benar, maka itu hanyalah anggapan subjektif yang menjadi keyakinan politik, tanpa etika politik, di kalangan pemerintah Indonesia, dan orang Timor Timur yang karena merasa beruntung mendukung integrasi, tergantung pada suatu kondisi sosial ekonomi tertentu. Pembangunan di Timor Timur dipandang oleh pemerintah Indonesia dan para boneka-bonekanya pada dasarnya sebagai suatu kebenaran mutlak yang mengindikasikan bahwa Indonesia bukanlah negara kolonialis. Namun di sisi lain, kelihatannya menggambarkan gengsi pemerintah Indonesia terhadap Portugal, mengingat selama 450 tahun Portugal sama sekali tidak memperhatikan pembangunan Timor Timur, baik fisik maupun materiil. Kebenaran tidak pernah dapat diukur dengan adu gengsi, saling melemparkan kesalahan antara dua kolonialis yaitu pemerintah Indonesia dan Portugal.
Penjajah adalah Penjajah dan dimana mana sama, sehingga tidak ada penjajahan yang dibenarkan di bumi ini, "oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan..." Demikian bunyi alinea pertama Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Bangsa Indonesia, yang dibanggakan oleh Soeharto, atau lebih tepat jika kita katakan sebagai kebanggaan nasonalisme dan Internasionalisme Indonesia.
Kalau hari ini, dalam hal pencaplokan atas bangsa dan Tanah air kami, Timor Timur, yang kemudian dijadikkan sebagai Propinsi yang ke- 27, seperti dilakukan Iraq atas Kuwait, hanya karena kesalahan Portugal meninggalkan Timor Timur dalam keadaan perang saudara. Tindakan tersebut tidak sama dengan rakyat Timor Timur memilih Integrasi dan kita punya hak untuk merdeka. Maka sama saja dalam hal ini pemerintah Indonesia, "menyembunyikan kepala, buntutnya kelihatan", karena berdasarkan statistik, Portugal kalah dalam skor pembangunan, sedangkan Pemerintah Indonesia menang dalam skor membantai rakyat Timor Timur lebih dari sepertiga penduduk yang ada. Lebih dari itu, untuk memberikan kebenaran bukanlah Pemerintah Indonesia, bukan pula Pemerintah Portugal, termasuk segelintir orang yang selalu mengatasnamakan integrasi. Rakyat Maubere-lah yang harus di beri kesempatan dan hak untuk memilih dan menentukan nasibnya sendiri.
Berbicara mengenai proses Integrasi Timor Timur, Romo Mangunwijaya pada acara pembedahan buku Mgr. Belo di Universitas Atmajaya - Jakarta, mengatakan "... Seharusnya kita mesti datang ke Timor Timur bertanya kepada mereka (Rakyat Timor Timur) mau atau tidak bergabung sama kami? atau mau apa tidak ini rencana kami! Kalau tidak...! (Wis) sudah, tidak apa-apa. Soalnya kita memahami, menghayati dan lebih-lebih sebagai orang beragama atau yang berbudaya kita harus menyakini bahwa sesungguhnya kemerdekaan adalah hak segala bangsa, dan merupakan Anugerah Tuhan Yang Maha Esa."
Apa yang terjadi di Timor Timur adalah bertindak bertentangan dengan budaya Jawa dan bertentangan dengan kehendak rakyat Maubere! Indonesia, di bawah pimpinan Soeharto mencaplok bangsa kami dengan kekerasan, menghancurkan, membunuh dan menbantai banyak rakyat yang tidak berdosa, seolah-olah budaya kekerasan dewasa ini dapat dibenarkan sebagai nilai-nilai yang paling tertinggi kebenarannya! Integrasi tidak diterima menurut adat budaya Jawa.
Tidak ada legitimasi kultural dan lebih-lebih melanggar hak paling mendasar rakyat Maubere sekaligus memperkosa nilai kemerdekaan yang tertera dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Jadi yang terhormat dan mulia itu adalah Undang-Undang Dasar-nya! Sedangkan yang amat sangat tidak terhormat adalah Rejim Soeharto!
Pengadilan ini menyatakan bahwa tindakan saya melawan Pemerintah yang sah yaitu Pemerintah Republik Indonesia. Sebuah Pemerintahan yang disahkan melalui apa yang disebut Proklamasi Pantai Bali. (Deklarasi Balibo, yang pada kenyataannya ditandatangani di Bali, Indonesia, di Hotel Bali Beach, pada 30 November 1975, oleh beberapa orang Timor Timur). Sedangkan PBB, hingga saat ini tidak mengakui kedaulatan Indonesia atas Timor Timur, suatu kedaulatan yang dipaksakan dengan mengunakan pasukan, dengan praktek kekerasan, serta pelangaran Hak Asasi Manusia yang paling pokok dengan kekerasan secara sistematis. Pernyataan Balibo ditanda tangani dengan darah empat wartawan Australia yang dibunuh oleh pasukan Indonesia selama serangan terhadap Desa Balibo. Jadi apa yang sekarang dinamakan Pemerintah sah dibentuk diatas mayat-mayat orang-orang Timor Timur yang dibantai dari tahun 1975 hingga 1991 di Santa Cruz, apakah suatu Pemerintahan semacam itu dapat menyatakan diri sah dan memiliki kekuatan hukum?

Tuesday, January 29, 2013

Pensaun Vitalisia + Eis Tituláres = Korrupsaun Legál



October 3rd, 2011


Korrupsaun hanesan hosu (kentut), ita bele horon nia iis, maibé ita labele kaer nia ilas (wujud). Hanesan mós ho Lei Pensaun Vitalisia no Lei Pensaun Eis Titulares ne’ebé lideransa iha nasaun ne’e uza hodi próteze aan atu halo korrupsaun.

Luta ne’ebé mak FRETILIN halo durante tinan 24 nia laran hodi liberta povu no nasaun husi invazaun sai nu’udar valór ketak ba povu hodi rekoñese katak, Partidu FRETILIN ‘hatene’ determinasaun rai no povu iha futuru hodi bele realiza ideia ne’ebé partidu istóriku ne’e defende durante tempu rezisténsia. Ne’e duni , iha inisiu, liu husi eleisaun ba Asembleia Konstituinte maioria povu Timor fó konfiansa ba partidu FRETILIN hodi hakerek Konstituisaun (Lei Inan) ba nasaun Repúblika Demokrátika Timor Leste (RDTL).
Maibé, saida mak Partidu FRETILIN halo iha tempu ukun aan nia laran diferente ho luta ne’ebé mak eroi sira halo durante tinan rua nulu resin. Sira nunka sura sira nia kole no sakrifísiu ne’ebé mak sira halo hodi liberta povu no nasaun ne’e.  Maibé, Membru Parlamentu sira foin tinan lima tuur iha uma fukun ‘luxu’ ne’ebé kompleta ho AC (Air Conditioner) no kadeira mamar, sira hahú konta sira nia kolen. Maibé, sai mak akontese, ema sira ne’ebé sei konsege aproveita no goza sira nia moris iha tempu ukun rasik aan ne’e, tenta atu trai prinsipiu FRETILIN kuda metin ona.  Iha fin lejizlasaun, Parlamentu Nasionál aprova dekretu lei Governu No 1/2007 no No 2/2007 kona-ba lei pensaun vitalisia no eis titulares. Lei ne’e membru Parlamentu sira finje aprova, atu nune’e, bainhira remata sira nia misaun iha Parlamentu, sira toba de’it iha uma mós bele hetan osan nafatin.
Lei pensaun vitalisia ne’e rasik kontra ona prinsípiu luta FRETILIN nian durante tinan 24 nia laran. Deputadu sira husi FRETILIN ne’ebé mak uluk tuur iha Parlamentu ladún hatene karik, saida mak prinsípiu FRETILIN nian iha luta ba ukun rasik aan. Tan ne’e, presiza atu ‘hanorin’ fali sira kona-ba luta FALINTIL nian.
Benefisiáriu husi lei pensaun vitalisia maka eis membru Governu no eis Deputadu sira. Eis titulár sira ne’e iha direitu liu mak hanesan eis Prezidente Repúblika, eis Primeiru Ministru no eis Prezidente Parlamentu Nasionál. Husi ema hirak ne’e hotu sei hetan saláriu 100% hanesan ho deputadu, membru Governu, titulár atuál sira. Tuir loloos lei tenke bazeia ba prinsípiu justisa no igualdade umana. Maibé, Lei Pensaun Vitalisia no Lei Eis Titulares lao dok husi prinsipiu umanu no sai nu’udar lei korruptu. Tanba, normalmente iha nasaun sira seluk, Parlamentu Nasionál nu’udar reprezentante povu, halo Lei hodi benefísia nia povu. Maibé, oin seluk ho Parlamentu Nasionál Timor Leste nian, ne’ebé aprova Lei hodi hariku aan.
Membru Asosiasaun Hak, Sisto Dos Santos hateten, liafuan liberta povu ne’e slogan no retórika de’it. Tanba, atu liberta povu oinsá, se kuandu ema ne’ebé la iha ona kontribuisaun ba rai ida ne’e, mais estadu selu nafatin sira. “Ami konsidera Pensaun vitalisia parte husi korrupsaun polítika. Tanba, sira uza sira ninia intelektualidade polítika hodi manipula no konsege produs lei para fó benefisiáriu ba sira de’it,” tenik nia.
Nune’e, kestaun ne’e bele hamosu tan klase sosiál, tanba fahe entre klase elite ho povu terus na’in sira. Dezigualdade sosiál ne’ebé boot, hamosu injustisa sosiál, hamosu laran moras (kecemburuan) sosial, hamosu deskonfiansa povu ba nian reprezentante sira, klase polítiku sira bele lakon fiar husi povu, tanba hamosu diskriminasaun iha estatutu sosiál.
Tuir Sisto, Lei ne’e fó vantajen ba grupu ne’ebé mak iha kapasidade, iha intelektualidade hodi hetan nafatin previliziu husi riku soin povu no nasaun nian. Ne’e duni, HAK konsidera Lei ida ne’e atu fó kondisaun ba ema balun hodi sai riku iha rai ida ne’e.  “Lei ne’e fó previliziu de’it ba grupu no ema balu atu sai Bainó no Liurai iha rai ida ne’e, hodi hais povu nia kosar been no hais riku soin rai ida ne’e atu hariku de’it sira nia grupu, família no sira nia aan,” tenik nia.
Simplesmente, haree ba profesór sira ne’ebé dedika sira nia aan hodi forma future nasaun nian. Enfermeiru no médiku sira dedika aan hodi serve povu sira iha suku to’o aldeia, laiha fasilidade transporte hodi apoiu sira nia servisu. Saláriu mínimu ne’ebé sira hetan mak US$ 150 to’o US$ 180 kada fulan ida.
Faluk oan kiak sira sei moris sira simu US$ 100/fulan, idozu simu fulan USD 30/fulan, traballadór moris ho saláriu mínimu US$ 80 to’o US$ 100 servisu loron 6 iha semana ida nia laran, laiha Seguru ba vida. Ba Funsionáriu Públiku, Polisia Nasionál Timor-Leste (PNTL) ho F-FDTL sira bainhira hetan azár ka mate iha oras servisu nian ka iha ne’ebé de’it, estadu so tau matan ba sira, ka hetan subsídiu durante fulan 3 de’it.
Maski nune’e, Prezidente Parlamentu Nasionál, Fernando Lasama de Araújo hateten katak, osan ne’ebé mak hasai ba pensaun vitalisia ne’e uitoan de’it kompara ho osan ne’ebé mak selu ba funsionáriu, veteranu, bolsu da mae inklui mós subsídiu ba idozu sira. “Ema ne’ebá mak dehan osan ba hotu vitalisia ne’e la loos ona. Ha’u hanoin ema ne’ebá ko’alia ne’e tenke masuk akal sedikit,” dehan Lasama baTEMPO Semanál, foin lalais ne’e.
Nune’e, antes ne’e, eis Deputadu Clementino dos Reis Amaral hateten, agora daudaun eis membru Parlamentu Nasionál balu estuda iha rai li’ur. Ne’e duni, husi pensaun ne’ebé sira hetan ne’e maka fasilita sira nia estudu iha rai li’ur.
Esperiénsia ne’ebé Clementino iha katak, nasaun balu eis membru PN hetan 75% no balu fo 50% husi totál vensimentu membru PN ativu. Maibé, Timor iha osan natoon atu selu pensaun ba eis membru Parlamentu Nasionál husi Elang no Kakatua hetan ne’ebé kada fulan bele produz osan millaun US$ 1,5 kada fulan. Nune’e, bainhira Greater Sun Rise produz bele hetan too 1 Biliaun.
“Ami ne’ebé halo ona konstituisaun hodi hotu-hotu hela iha laran, ne’e duni atu persege sira labele. Balu ko’alia tanba sira la tuur iha ne’e,” eis deputadu bankada KOTA ne’e.
Lei Pensaun Vitalisia Fó Perigu Ba Fundu Petrolíferu

Tinan sanulu resin rua Timor Leste ukun aan. Po­vu tomak ho es­peransa boot atu hetan mo­ris di’ak, iha uk­un rasik aan ida ne’e. TL iha rikeza oi-oin: Mina ho gás, ne’ebé poténsia boot tebe-tebes atu dezenvolve povu nian mo­ris. Nune’e iha mós produtu seluk hanesan kafé, ai-kameli, Nu’u, kamii, ai-oan mutin, batar, ai-farina, manganés, marmer inklui poténsia sira seluk ne’ebé bele fó benefísiu dire­tamente ba povu.
Ho po­t­én­sia riku soin ne’ebé ma­k iha, povu pre­­siza lideransa polítiku ne’ebé ho laran luak, ha­karak hanorin povu atu hat­ene polítika ekonomia, saúde, edu­kasaun, liu-liu dezenvolvimentu eko­­n­­omia povu nian, atu po­vu mós bele hetan dir­e­ta­mente benefísiu husi área ne’e.
Ukun rasik aan, ne’ebé povu iha rai ida ne’e sak­rifika ho sira nian moris to­mak. Ukun rasik aan ne­’ebé povu moris ham­utuk ho asuwa’in FALI­NTIL fó nia kontri­buisaun uit­oan ka barak to’o hetan in­dependénsia. Ikus mai, iha ukun aan nia laran, ema balun aproveita hodi halo regulamentu ne’ebé bele benefisia sira nia aan. Povu ne’ebé uluk luta ba nasaun ne’e sira tau sees ba kotuk.
Iha tinan 2007, deputadu sira iha Parlamentu Nasionál aprova Lei No 1/2007 no Lei No2/2007 ho naran Pensaun Vitalisia no Eis Titulares. Lei ne’e finje halo hodi garantia moris di’ak ulun na’in sira.
Iha lei ne’e rasik hateten katak, eis Deputadu, membru Governu inklui titulár sira, sei simu pensaun ho montante osan ne’ebé hanesan no Deputadu, membru Governu no titulares atuál sira simu.
Agora daudaun salariu ba Deputadu sira kada fulan ida hetan US$ 1.500, Sekretáriu Estadu US$ 1.500, Vise Ministru US$ 1.625, Ministru US$ 2.000. Ne’e duni, husi eis deputadu na’in 88 iha lejizlatura dahuluk mak hotu-hotu hetan saláriu US$ 1.500 iha fulan ida tenke hasai osan US$ 132.000 no iha tinan ida US$ 1.584.000. Númeru ne’e seidauk inklui eis Ministru, eis Vise Ministru, eis Sekretáriu Estadu no mós eis titulares sira iha Governu Konstitusionál dahuluk nian.
Ne’e duni, bainhira konta hamutuk grupu ki’ikoan ne’e nia pensaun soma hamutuk, iha tinan ida nia laran Estadu bele hasai osan to’o millaun US$ 2.000.000 hodi selu sira. Tanba, tuir lei Pensaun Vitalisia, grupu ki’ik ne’e la’ós de’it hetan vensimentu 100% husi atuál titulár no deputadu sira. Maibé, sira mós iha direitu ba regalias seluk-seluk tan.
Bainhira ema sira ne’e hakarak ba pasiar rai li’ur, hola karreta foun, halo uma, tratamentu saúde família uma laran, Estadu iha devér atu hasai osan hodi selu sira to’o sira mate. Hakarak ka lakohi tenke kumpre tanba ida ne’e sira hatuur ona iha lei.
Iha tinan oin númeru eis Deputadu sira sei aumenta tan na’in 65, eis membru Governu hamutuk na’in 38. Tanba ne’e, iha tinan oin benefisiáriu ba pensaun vitalisia aumenta na’in 103, totál hamutuk iha períodu rua nian bele atiji to’o ema na’in 200. Iha Estadu tenke hasai osan US$ 3.600.000 kada tinan hodi selu distintu eis deputadu no eis membru Governu sira.
Númeru ne’e klakulasaun ba periodiza rua mai. Maibé, imajina took, bainhira períodu haat ka lima mai númeru eis deputadu, eis Ministru no seluk tan sei aumenta maka’as no osan ne’ebé iha labele uza ba dezenvolvimentu tanba tenke selu ba eis deputadu no membru Governu sira hanesan sita ona iha Lei Pensaun Vitalisia.
Ne’e duni, bainhira Governu atu hasai osan hodi halo dezenvolvimentu ba nasaun nian, dala ruma ema balun sempre ‘garganta’ katak, labele hasai osan barak husi fundu petrolíferu, tanba ida ne’e hanesan rikeza úniku ne’ebé mak Timor Leste iha. Maibé, dala ruma ema sira ne’e haluha katak, osan ne’ebé hasai husi fundu petrolíferu la’ós de’it ba dezenvolvimentu nasaun nian, maibé atu habokur mós eis membru governu ho no eis deputadu sira ne’ebé mak hetan benefisiáriu husi lei pensaun vitalisia.
Ne’e duni, pensaun vitalisia ne’e mós sai hanesan ameasa boot ba fundu petrolíferu ne’e rasik. Agora dala ruma seidauk sente, maibé iha tinan 50 oin mai maka situasaun (sistema selu pensaun vitalisia) laiha mudansa, Estadu tenke prepara osan lubuk ida hodi selu eis deputadu no eis membru Governu sira ne’ebé mak troka malu kaer ukun. Tanba husi períodu ba períodu ema aumenta ba beibeik.
“Ita bele imajina se kuandu tinan-tinan tenke produs ema 65, depois tinan 5 sira tenke hetan pensaun vitalisia, entaun iha tinan rua nulu (20) nia laran estadu tenke gasta osan hira hodi aloka ba ema sira ne’ebé mak hetan direitu pensaun vitalisia,” dehan Sisto Dos Santos membru Asosiasaun HAK.
Nune’e, membru Front Mahasiswa ne’e mós sujere atu elimina lei ne’e, tanba lei ne’e’ la fo benefísiu ba povu tanba benefísiu husi lei ne’e ba grupu balun de’it.
“Lei ne’e la’ós atu reviu de’it. Maibé, Lei ne’e tenke elimina no aborsiu ona, tanba Lei ne’e la relevante,” tenik nia ho lian maka’as.
Nune’e, proponente revizaun Lei Pensaun Vitalisia, Deputadu Adérito Hugo da Costa, membru bankada CNRT, antes ne’e hateten katak, revizaun tenke halo agora, se lae sei fo todan finanseiru Estadu iha futuru. Tanba, tinan 50 tan eis titulár no eis Deputadu no membru Governu barak ona, ne’ebé estadu tenke selu sira.
“Lei ne’e sei fo beban berat ba estadu. Ne’e duni, tenki altera agora kedan,” tenik nia.
Nia fó ezemplu, iha nasaun Alemaña ne’ebé oras ne’e nadaun ‘atrapalla’ atu selu pensaun ba eis titulár, eis deputadu no eis membru governu sira tanba adopta lei hanesan Timór nian agora daudaun ne’e.
Nia dehan, fatór seluk husi lei ne’e, sei dudu estadu atu deve osan hodi selu pensaun vitalisia no eis titulár sira. Ne’e duni, alterasaun ne’e atu breve bainhira laiha income Estadu bele selu nafatin pensaun hirak ne’e.
Hata’an ba preokupasaun ne’e Prezidente Parlamentu Nasionál Fernando Lasama de Araújo hateten, pensaun vitalisia sei la gasta osan barak. Tanba, osan ne’ebé uza hodi halo dezenvolvimentu barak liu kompara ho pensaun ba vitalisia no eis titulár sira.
“Pensaun vitalisia ne’e atu halo kiak fali estadu ne’e la loos. Tanba osan ne’e mós timor oan mak simu,” dehan Lasama.
Nia hatutan, osan ne’ebé mak oras ne’e daudaun deputadu, membru Governu no vitalisia sira simu boot tanba situasaun mundiál. Valór osan dolar komesa tuun ne’ebé mak Timor uza hanesan nia moeda tuun kuaze 30%. Tanba ne’e, ezije hasae saláriu mós hodi bele kondís ho situasaun agora ne’e.
Haree ba situasaun hirak ne’e, iha tinan 2008 membru Parlamentu Nasionál sira konsensu hamutuk hodi halo revizaun ba lei ne’e. Deputadu husi bloku AMP no opozisaun balun prepara ona draf hodi halo revizaun.
Nune’e, Deputadu bankada CNRT Paulo Fátima Martins ezije ba meza Parlamentu Nasionál atu tau lalais ajenda hodi halo revizaun ba lei Pensaun Vitalisia no Lei Eis Titulares ba órgaun estadu tomak.
Bankada Fretilín rasik, antes ne’e, husu ba meza Parlamentu Nasionál atu halo aliterasaun ba Lei Pensaun Vitalisia ho Lei Eis Titulár ba órgaun estadu tomak.
Vise Prezidente Bankada Fretilín, Francisco Branco hateten, bankada Fretilín hakarak entrega rekerimentu ida hodi husu ba Prezidente Parlamentu atu halo alterasaun ba lei eis titulares no lei vitalisia ninian, tanba momentu ida ne’e meza da Prezidensiál seidauk simu. Tanba, lei ne’e sai fali matéria ida hanesan kilat musan hasoru Fretilín dezde tempu kleur ona.
Nune’e, Prezidente Parlamentu Nasionál, Fernando Lasama de Araújo hateten, membru Parlamentu Nasionál ko’alia dala barak ona atu haree fila-fali lei ne’e. Ne’e duni, antes segundu lejizlatura remata sira sei aprova revizaun ba lei ne’e.
Revizaun ne’ebé mak Parlamentu Nasionál hanoin atu halo, tuir nia, deputadu sira tenke serve iha Parlamentu mínimu tinan sanulu (10) ka sanulu resin lima (15). Nune’e tenke serve Estadu iha parte seluk.
“Obriga tenke halo servisu ruma. Bele sai konselleiru ba asembleia kámara munisipál ho apoiu fó gratuita”.
Maski nune’e, Eis Titulares no eis Deputadu sira konkorda, maibé revizaun lei ne’e tenke baku ba oin. Revizaun lei ne’e vigor de’it ba atuál membru Parlamentu Nasionál no membru Governu sira agora ne’e. Labele ba vitalisia no titulár hotu-hotu.
Eis Deputadu, Clementino dos Reis Amaral antes ne’e hatete, lei ne’e implementa karik baku ba oin. Nia rasik mós konkorda atu eis membru PN sira sira 50% husi vensimentu membru PN atuál maibé, ba lejizlativa ba oin.
Esperiénsia ne’ebé Clementino iha katak, nasaun balu eis membru PN hetan 75% no balu fo 50% husi totál vensimentu membru PN ativu. Timor iha osan natoon atu selu pensaun ba eis membru Parlamentu Nasionál husi Elang no Kakatua hetan millaun US$ 1,5 millaun kada fulan. Nune’e, bainhira Greater Sun Rise produz bele hetan too biliaun US$ 1.
Nune’e, eis titulares Francisco Guterres ‘Lu-Olo’ hatete ona antes ne’e katak, pensaun ne’ebé iha ne’e direitu adkeridu kokonaba iha núkleu esensiál konstituisaun, ne’ebé garante estabilidade entre sidadaun ho estadu liu husi lei ne’ebé iha ona.
Tanba ne’e, kuandu iha situasaun jurídika iha mak entre sidadaun ho estadu iha estabilidade ona, lei seluk labele mai sobu ida ne’e. Mais kuandu ko’alia kona-ba direitu fundamentál sidadaun hotu-hotu nian mak lei ida mai, lei ida ne’e laiha retroativu, katak lei ne’e la baku ba kotuk.
Hataan ba ida ne’e, eis Deputadu Fernando Dias Gusmão, iha momentu ne’ebé hateten, lei ne’e la’ós baku ba oin de’it. Lei ne’e regula mós eis titulares ne’ebé iha. Tanba, lei ne’ebé kontinua vigora lei ida uluk. Lei alterasaun ne’e atu altera de’it artigu ida rua iha laran. Signifika katak, artigu seluk-seluk ne’ebé ba altera kontinua vigor, maibé artigu ne’ebé altera ne’e mak uza foun ne’e.
Ne’e duni, nia hatete, lei ne’e la’ós ba oin. Lei nee ba hotu kotuk. Kuandu interpretasaun katak lei n’ee ba de’it oin, entaun klakulasaun tempu labele sura ona asembleia konstituinte no primeiru Parlamentu. Lei ne’e tenke regula husi uluk kedan mak mai.
Estadu Hasai Osan Barak Serve Mari Alkatiri
Eis Primeiru Ministru, Marii Alkatiri
Lei Pensaun Vitalisia no Eis Titulares sai hanesan insultu ba povu, tanba lei ne’e laiha valór no atu benefisia de’it lideransa sira nia interese. Tanba de’it, atu garantia sira nia dignidade, Estadu tenke hasai osan lubuk ida hodi serve sira nia moris di’ak no dignu. Dignu ba sira, mai be oinsá ho povu ki’ik sira ne’ebé mak kleur ona espera atu bele hetan netik etu bukan tolu iha loron ida nia laran?
Ema ne’ebé mak hetan benefísiu boot husi lei ne’e ida mak eis Primeiru Ministru Mari Alkatiri. Osan barak mak Estadu gasta ona hodi nia no nia família sira bele moris ho dignu.
Tuir lista pedidu husi eis titulár Mari Alkatiri iha pontu 18 ne’ebé mak nia husu ba Governu hodi responde. Husi totál hirak ne’e, soma hamutuk, iha tinan ne’e Governu tenke hasai osan hamutuk US$ 737.547, Númeru osan ne’e seidauk inklui mós sosa karreta ba gabinete eis titulár, telemovel 2 no viajen ba Sudaun Súl no Portugál.
Pontu-pontu ne’ebé mak Sekretáriu Jerál partidu Fretilín husu mak hanesan tuir mai ne’e,
1.      Asesór gabinete ho saláriu US$ 2.000/fulan
2.      Empregada na’in rua (2) ho saláriu US$ 150 ba ema ida/fulan.
3.      Motorista na’in rua (2) ho saláriu US$ 200 ba ema ida/fulan
4.      Responsavel manutensaun rutina ho saláriu US$ 170/fulan
5.      Traballadór hamoos jardín ho saláriu US$ 150/fulan
6.      Reabilitasaun rezidénsia ofisial US$ 429.680,99
7.      Orsamentu ba muda sasaen ba rezidénsia ofisial US$ 99.924,89
8.      Reabilitasaun rezidénsia temporariu US$ 88.408,35
9.      Osan selu uma temporariu US$ 4.000/fulan no aumenta US$ 6.600/fulan ba reabilitasaun obra.
10.  Telemovel 2 ba gabinete
11.  Viajen ba Sudaun Súl no Portugál
12.  Kombustivel ba asesór US$ 1.000
13.  Pagamentu ba servisu manutensaun karreta US$ 8.530,5
14.  Servisu instalasaun eletrisidade iha rezidénsia US$ 9.935,05

La’ós ne’e de’it, iha tinan 2008 Mari Alkatiri mós hatama pedidu hodi trata nia moris dignu. Pedidu ne’ebé mak Alkatiri hato’o ba Ministériu Finansas, husu selu seguransa, kombustivel no manutensaun karreta estadu, osan ne’ebé soma hamutuk iha tempu ne’ebá hamutuk kuaze US $ 11.602.125,00 seidauk inklui nia vensimentu no seluk-seluk tan.
Pedidu Alkatiri nian ne’ebé mak haruka Ministériu Finansas iha loron 19 Fevereiru 2008 hateten, bajeia ba artigu 18 lei no 7/2007, Alkatiri husu automovel, kondutór no kombustivel. Nune’e, nia mós husu manutensaun ba nia rezidénsia, selu eletrisidade, selu saneamentu no seluk tan.
Pontu sanulu (10) ne’ebé mak Alkatiri husu ba governu mak hanesan tuir mai;
1.      Rezidénsia ne’ebé kondisaun di’ak no dignu ba nia nu’udar eis titulares. Ne’e duni, ne’e nia husu atu halo luan no hadi’a tan nia rezidensiál, ne’ebé obra la’o hela.
2.      Automovel (karreta) estadu foun ba servisu, kondutór no kombustivel, inklui kondutor, mekanizmu oinsá hetan kombustivel no despeza ba manutensaun.
3.      Protesaun ba nia aan iha nia rezidénsia.
4.      Direitu hetan servisu fatin, telefone 1, telemovel 2,
5.      Direitu ba despeza viajen ne’ebé tenke trata no di’ak.
6.      Direitu viajen internasionál tinan ida dala ida ho akompaña husi ema nain rua.
7.      Direitu livre tránzitu.
8.      Direitu hetan tratamentu médiku.
9.      Direitu importa karreta 1 atu uza pesoál kada tinan lima dala ida, inklui materiál konstrusaun uma privada no mobiliáriu uma laran ho livre taxa no impostu.
10.  Viajen livre ba família.

Haree ba kestaun ne’e, membru asosiasaun HAK, Sisto dos Santos hateten, pensaun vitalisia ne’ebe prefere ba ema nain 3, Francisco Xavier Amaral mak iha direitu liu atu hetan, tanba nia laiha forsa atu servisu. Maibe, ba pesoal balu ne’ebe mak sei koletivu no forsa atu halo buat seluk, la justu bainhira sira hetan direitu ne’e.
Pensaun vitalisia ne’e atu fo ba ema ne’ebe mak kontribui ona sira nia sakrifisiu boot ba rai ida ne’e no daudaun ne’e nia laiha ona kapasidade atu hetan buat ruma. Ne’e duni, estadu tenke valorize. Ezemplu, pozisaun hanesan abo Xavier.
Nia dehan, Deputadu balun ne’ebe mak ho idade produtivu no laiha ona kontribuisaun ba nasaun no estadu, maibe simu nafatin pensaun vitalisia, entaun ida ne’e hanesan parte ida husi esplorasaun ba riku soin povu no estadu nian.
Tuir Sisto, Mari Alkatiri labele simu direitu 100%, tanba tenke iha buat balu ne’ebe mak nia tenke oferese duni ba estadu ida ne’e. Xavier iha direitu fundamental, maibe hanesan Mari Alkatiri, nia sei iha kondisaun ne’ebe sei produtivu.
“Ami hanoin katak, karik periodu hira tan mak nia bele iha direitu pensaun, tanba daudaun ne’e pratikamente nia (Alkatiri) sei iha energia ne’ebe mak diak atu kontinua nafatin ninia kontribuisaun ba rai ida ne’e,” tenik nia.
Mari: “Labele Buka Ataka De’it”
Hataan ba preokupasaun hirak ne’e, eis Primeiru Ministru Mari Alkatiri hateten, pensaun ne’ebé nia nia hetan nu’udar kontribuisaun ninian ba nasaun. tanba, pás no estabilidade iha nasaun ne’e la sees mós husi nia kontribuisaun. Tanba ne’e nia konsidera katak, merese ba nia atu hetan pensaun ne’e.
Nia dehan, agora daudaun nia tenke hela aluga uma hodi hela tanba rezidénsia ninian hadi’a hela. Nu’udar eis titulár tenke trata ho dignu ho hela iha uma ne’ebé mak merese duni ba nia.
“Ha’u ba buka tenda ida hodi hela tinan ida. Iha okos ho família tomak. Ne’e mak dignidade ba eis Titulár,” hateten Alkatiri.
Nia dehan, bainhira tau eis Titulár ida iha kondisaun uma la admite, entaun ninia dignidade laiha. Ho razaun hirak ne’e. Governu la husik. Ne’e duni, Governu uma ho kondisaun di’ak.
“Ne’e, ha’u nia diretu. Se lae, muda Lei,” hatutan Mari.
Kona ba kestaun ne’e, tuir Mari nia haree, ne’e hala’o polítika la ho onestidade atu buka halo persegisaun de’it. Atu too iha ne’ebé lia loloos mak ida ne’e. Sira gasta dunik osan hadi’a uma. Sira mós gasta osan hadi’a buat seluk-seluk iha Faról. Tanba, uma ne’e Estadu nian.
Kona-ba traballadór ne’ebé hala’o servisu ho nia. Antes atu komesa nia mak selu rasik. Maibé tanba, eis Titulár sira seluk hetan traballadór no Estadu mak selu. Ne’e dunik, sira seluk iha diretu. (**)

SE MAK TENKI RESPONSABILIZA ASSET ESTADO NEBE’E LA FO’O BENIFISIO BA ESTADO RDTL



Hotel Timor. Hanesan  ita hotu hatene katak Rai ho Edifisio nebe’e investor Portugues usa ne’e Estado nian.  Liu hosi Fundasaun Oriente tuir resolusaun  hosi governu, hahu hosi governu anterior nebe’e lidera hosi Marie Alktiri  fo’o oportunidade ba investor Portugues liu hosi Fundasaun oriente hodi esplora durante tinan 15  hosi 2003 to’o 2017, ho total investemento $5.292.669,62 dolares amerincano. Maibe Durante tinan 9 nian laran Investor Portugues liu hosi Fundasaun Oriente usa Rai ho edifisio Estado nian  la selu imposto ba Estado.  

Resolusaun  foun hosi Governu AMP No. 31/2011 de outubro nebe’e koalia kona ba “aprova o contrato de cessao de exploracao e arrendamento do Hotel Timor”. Governu AMP tuir resolusaun ne’e governu AMP hapara no loke fila-fali contrato foun ba investimento hosi companye Portugues nebe’e oras ne’e gere hela Hotel Timor hosi 20 de Maio 2012 to’o 2032. Investimento hosi contrato foun ne’e companye Portugues refere sei investe 2 miloes dolares Americano ho selu imposto tinan ida $ 7.500 dolares Americano.

Ida ne’e hatudu momos katak iha lideranca politik balun usa poder nebe’e iha ka poder nebe’e povo fo’o liu hosi votus iha eleisaun sai hanesan “liu hosi saham kosong hodi hatur kebijakan politiku nebe’e fo’o vantagen liu ba Investor”. Hosi ida ne’e Estado ida nebe’e hamrik hosi povo laos ona atu liberta povo maibe matenek sira usa kondisaun hotu-hotu nebe’e rai ne’e iha hodi habokur sira nia a’an no familia.  

Iha resolusaun foun hosi Governu AMP  sei reconhece resolusaun nebe’e Governu Anterior nebe’e lidera hosi DR. Marie Alktiri iha tinan 2003 dia 5 de Maio, nebe’e hateten katak; “Considerando que o Estado e a Fundasaun Oriente celebraram, em 5 de Maio 2003, um protocol sobre e a Reconstrucao, Aprecthamento e exploracao do Hotel Timor, pelo qual o Estado concedeu a Fundacao Oriente o arrendamento e a exploracao commercial do edificio do Hotel Timor, por um periode de 15 anos”.

Hahu hosi 2003 to’o 2012  trabalhadores barak mak servisu sai tama tamba salario nebe’e ki’ik maibe rendemento hosi Hotel Timor sae a’as tamba hanesan ita hotu hatene katak uniku Hotel nebe’e hamrik uluk iha Capital Dili, maibe investor Portugues nebe’e gere Hotel Timor la selu imposto ka “pajak” ba Estado durante period nebe’e investor Portugues ne’e usa.

Koalia kona ba rendimento hosi Hotel Timor ho kalkus nebe’e mak ita foti hosi rendemento total durante tinan 9 nia laran hahu hosi 2003 to’o 2012 Hotel Timor Estado belem hetan benifisio nebe’e bo’ot ba trabalhadores sira. Maibe trabalhadores Timor oan nebe’e servisu iha Hotel Timor moris ho salario nebe’e minimum liu.

Rendemento hosi  88 quartos ho Single Quiz(SQ) kalan ida $135 dolares americano, Quarto DKB kalan ida $150 dolares americano, Appartament kalan $190 dolares Americano, Quarto Junior Sweat  kalan ida $150 dolares Americano. Total hosi hosi Quarto sira ne’e hamutuk loron ida ka kalan ida Gerente Hotel Timor hosi Investor Portugues bele hatama nia lukru $18.900,00 X 12 meses = $226.6800, X 108 meses = $24.494.400,00 durante tinan 9 nian laran entre 2003 to’o 2012.

Rendimento seluk hosi Hotel Timor mai hosi Bar,  loron ida to’o 12 kalan rendemento hosi bar bele atinji to’o $1.200, Restaurante, loron ida bele hatama minimun to’o $1000 dolares Americano hetan rendimento nebe’e a’as liu. Tamba kada bikan ida bele atinji to’o $15 dolar ou 25 dolares americanu

Hosi rendemento nebe’e Investor Portugues hetan durante tinan hira nian laran trabalhadores  Timor-oan nebe’e contratado servisu durante tinan 9  nian laran manan salario  $180 dolares Americano. Ba trabalhadores Timor-Oan sira nebe’e foin tama hahu ho salario $120 dolares Americano liu tiha tinan ida sura hamutuk ho oras extra trabalhadores Timor-Oan manan salario minimun $150 dolares Americano. Rendimento  ida ne’e sei dauk konta ho planu rehabilitasaun nebe’e atu halo hodi aumenta tan quase 50 quartos tuir contrato foun nebe’e halo ho investimento 2 Milhoes dolares americanu.

Estado lakon oportunudade ba rendemento hosi asset nebe’e Estado nian maibe ho “saham kosong liu hosi Kebijakan Politik” nebe’e estabelece ba asset mate nebe’e Estado nian lideranca Politiku balun mos bele hetan ka procento ba sira nia a’an ou ba sira nia grupo. Maibe trabalhadores nebe’e servisun iha Hotel Timor manan salario minimum liu iha Hotel Timor nebe’e nia rendemento a’as tebes.
Liu tiha 450 anos Portugues kolonia Timor-Leste, 24 anos Timor-Leste moris iha okupasaun military Indonesia nia okos, 2012 Timor-Leste halo 500 anos, maibe tamba sa mak tan deit romantismo gerasaun tuan nian investor Portugues mak bele hetan fasilidades Rai ho Edifisio nebe iha halo empresario Timor-Oan hateke deit hahalok sira ne’e iha Rai nebe’e ita rasik mak Liberta? Empresario Timor-Oan mos barak ke iha posibilidade ba investimento sira hanesan Hotel nusa mak Estado la fo’o ba Empresario Timor-Oan hodi gere, tenki fo empresario hosi rai liur?

Tan ne’e mak Partido Socialista ejiji mudanca iha lei investimento nian ou tau iha lei investimento katak kompanye sese deit mak hakarak investi iha Timor Trabalhadores Timor-Oan tenki iha Saham iha perusahan ka Hotel liu hosi asset Estado nian nebe’e iha. Atu nune hosi rendemento nebe’e iha sei la tuir rendemento annual nian, ho trabalhadores timor-oan iha tenki “saham” hotel bo’ot hanesan Hotel Timor liu hosi Koperativa estabelece hosi Trabalhador rasik, atu nune sei la acontece PHK ka hasai ema hosi servisu tuir companye nia hakarak. Tamba bele fahe rendimento annual trabalhadores bele hetan prosentazen 40%. 
Konseito “Saham untuk Buruh”  konseito ida ne’e simples, oinsa Trabalhadores Timor Oan bele iha “Saham” iha investimento iha Rai ka edifisio Estado nian. Koperativa nebe’e estabele hosi trabalhadores Timor-Oan hamutuk ho Estado tuir dever estado nian hodi fo’o apoio hanesan temi iha konstituisaun RDTL TITULO III “Direitos e Deveres Economicos, sociais e cultura, Artigo 50 (Direito ao Trabalho) iha alinea 5 hateten katak; O Estado promove a criacao de cooperativas de producao e apoia as empresas familiars como fontes de emprego”.

Atu trabalhadores bele senti mos hanesan investor sira katak trabalhadores mos nain iha fatin nebe’e trabalhadores servisu ba Governu tenki muda ka aumenta tan alinea ida iha lei investimento nian iha nebe’e hateten katak; “kompanha rai nebe’e deit mak hakarak investe iha Timor-Leste usa Rai ka Edifisio Estado tenki tau Saham ba trabalhadores sira”.
Hakerek nain hakarak fo’o sai exemplo simples hosi konseito “Saham untuk Buruh/Accao ba Trabalhadores Timor Oan” Estado iha Rai no Edifisio. Rai ho Edifisio ne’e mak sai hanesan “Asset Mate” ba trabalhadores Timor-Oan sira, empresario rai liur ka hosi rai laran rasik wainhira hanoin atu halo investimento Rai ho Edifisio sai hanesan Saham ba Trabalhadores investor sira  bele mai ho osan maibe rai ho edifisio nebe’e iha tenki fo’o benifisio boot ba trabalhadores Timor-Oan sira.   

Tan ne’e mak mosu ejijencia  kona ba  “Saham untuk Buruh” atu ejijencia ida ne’e acontece, maka mudanca ba lei 3 hanesan Lei Investimento, Lei codico e laboral no lei kona ba Agraria nian.   Tamba  wainhira ita hotu hamutuk liberta tiha rai ida ne’e ita hotu hakat ba oin ho mehi ida nebe’e atu hetan moris diak no justo, maibe ukun rasik a’an ida ne’e laiha signifikado wainhira trabalhadores Timor Oan la senti nia servisu iha nia rain rasik.
Lideranca Politiku labele kria kondisaun nebe’e diak ba sira nia a’an deit. Lideranca Politiku kria relasaun diak deit empresario rai liur  sira hodi salvaguarda ba sira nia moris, maibe tenki fo’o importancia maka’as ba direito trablhadores Timor-Oan iha rai laran. Basa trabalhadores timor oan sira ne’e mak hanesan autor ba desenvolvimento.  Lalaok  individualista nebe’e  mak sobre sai maka’as hosi attitude lideranca politiku sira, la hatudu espirito patriotism ba rai ida ne’e.  Individualisme  nebe’e falun metin tiha espirito kolektivismo nebe’e moris iha povu hatudu povo ki’ik no kiak atu lakon confianca ba lideranca sira.  Ita  koalia Liberta Povo maibe iha kotuk ita halo traisaun bo’ot hasoru povo, Liberta Povo laiha defenisaun ida klaru hodi hadia trabalahdores Timor-Oan nian moris. 

Se mak sai responsabilidade ba politika ida ne’e?

Koalia kona ba gestao managementu nasaun nian entre ministeiro hotu-hotu, ministeiro financa, ministeiro ekonomia desenvolvimento no ministeiro justice mak responsabilisa ba aksaun politiku ida. Tan ne’e Madalena Boavida, Marie Alktiri ho Domingus Sarmento representa Governu Anterior ho Ministra Financa  Emilia Pires no Ministro Ekonomia Desenvolvimento  Joao Goncalvez  representa Governu AMP mak tenki responsabiliza kona ba “kerugian iha asset Estado nian” nebe’e  maka ohin loron investor rai liur usa.

Hanesan hakerek nain cita iha leten katak; Asset Mati nebe’e Estado Timor-Leste iha tenki sai benifisio ba ema Timor-Oan. Labele usa fali kebijakan politik sai hanesan Saham kosong hodi percento hosi Rai ho Edifisio nebe’e Estado nian. Se ida ne’e mak acontece nafatin ba oin maka povo ki’ik no kiak sira sei hamrik hamutuk dala ida tan hasoru hahalok sira nebe’e nakonu ho individualisme iha lideranca politiku sira iha Timor-Leste.