Total Pageviews

Translate

Monday, January 28, 2013

MEMAHAMI REVOLUSI KOMUNIS DENGAN 10 PROGRAM POLITIKNYA


Revolusi Komunis adalah pemutusan yang paling radikal dengan hubungan-hubungan milik yang tradisionil; tidaklah mengherankan bahwa perkembangannya membawa serta pemutusan yang paling radikal dengan pikiran-pikiran yang tradisionil.

Tetapi marilah kita biarkan saja dulu, keberatan-keberatan borjuis terhadap Komunisme.

Telah kita lihat di atas, bahwa langkah pertama dalam revolusi kelas buruh, adalah mengangkat proletariat pada kedudukan kelas yang berkuasa, memenangkan perjuangan demokrasi.

Proletariat akan menggunakan kekuasaan politiknya untuk merebut, selangkah demi selangkah, semua kapital dari borjuasi, memusatkan semua perkakas produksi ke dalam tangan Negara, artinya, proletariat yang terorganisasi sebagai kelas yang berkuasa ; dan untuk meningkatkan jumlah tenaga-tenaga produktif secepat mungkin.

Tentu saja, pada permulaannya, ini tak dapat dilaksanakan kecuali dengan jalan perombakan tak kenal ampun terhadap hak-hak atas milik, dan terhadap syarat produksi borjuis; oleh sebab itu dengan jalan tindakan-tindakan yang nampaknya secara ekonomi tidak mencukupi dan tak tertahankan, tetapi yang selama berlangsungnya gerakan itu, berlari lebih cepat, sehingga menghendaki perombakan yang lebih lanjut terhadap susunan masyarakat lama, dan merupakan sesuatu yang tak terelakkan sebagai cara untuk merevolusionerkan cara produksi.

Tindakan-tindakan ini tentu saja akan berlainan di negeri-negeri yang berlainan.

Biarpun demikian, di negeri-negeri yang paling maju, tindakan-tindakan yang berikut ini umumnya dapat saja diterapkan.

1.         Penghapusan milik berupa tanah dan penggunaan    segala sewa tanah untuk anggaran Negara.

2.         Pajak penghasilan progresif yang berat.

3.         Penghapusan hak waris.

4.        Penyitaan milik semua emigran dan pemberontak.

5.     Pemusatan kredit di tangan Negara, dengan perantaraan sebuah bank nasional dengan kapital Negara dan monopoli penuh.

6.    Pemusatan alat-alat perhubungan dan pengangkutan ke dalam tangan Negara.

7.    Penambahan pabrik-pabrik dan perkakas-perkakas produksi yang   dimiliki oleh Negara; penggarapan tanah-tanah terlantar, dan perbaikan tanah umumnya sesuai dengan rencana bersama.

8.         Wajib kerja yang sama untuk semua, pembentukan tentara-tentara industri, terutama untuk pertanian.

9.      Penggabungan antara perusahaan pertanian dengan perusahaan industri, penghapusan berangsur-angsur perbedaan antara kota dan desa, dengan pembagian penduduk yang lebih seimbang ke seluruh negeri.

10.   Pendidikan cuma-cuma untuk semua anak di sekolah-sekolah umum; penghapusan kerja anak-anak di pabrik dalam bentuknya yang sekarang ini. Perpaduan pendidikan dengan produksi materiil, dsb., dsb.

Apabila, dalam perjalanan perkembangan, perbedaan-perbedaan kelas telah hilang, dan seluruh produksi telah dipusatkan ke dalam tangan suatu perserikatan luas dari seluruh nasion, kekuasaan umum akan kehilangan watak politiknya. Kekuasaan politik, menurut arti kata yang sesungguhnya, hanyalah kekuasaan terorganisasi dari suatu kelas untuk menindas kelas yang lain. Apabila proletariat selama perjuangannya melawan borjuasi terpaksa, karena tekanan keadaan, mengorganisasi dirinya sebagai kelas, apabila, dengan jalan revolusi, ia menjadikan dirinya kelas yang berkuasa, dan, sebagai kelas yang berkuasa, menghapuskan dengan kekerasan hubungan-hubungan produksi yang lama, maka ia, bersama-sama dengan syarat-syarat ini akan menghilangkan syarat-syarat untuk adanya antagonisme-antagonisme kelas dan adanya kelas-kelas pada umumnya, dan dengan demikian akan menghapuskan kekuasaannya sendiri sebagai kelas.

Sebagai ganti dari masyarakat borjuis yang lama, dengan kelas-kelasnya beserta antagonisme-antagonisme kelasnya, kita akan mempunyai suatu persekutuan hidup di mana perkembangan bebas dari setiap orang menjadi syarat bagi perkembangan bebas dari semuanya.