Total Pageviews
Translate
Friday, December 28, 2012
Pemimpin harus menjadi inspirator bagi rakyat.
KU persembahkan kepada kawan-kawan FRESTI (Frente Estudante Socialista de Timor)
Pemimpin, bukan pimpinan. Itulah yang dibutuhkan oleh Timor Leste saat ini. Di tengah carut-marut masalah bangsa, kita harus optimis bahwa pemimpin sejati itu akan segera lahir. Pemimpin itu kini sedang membentuk dirinya dari keabstrakan, mencari jati dirinya dari pengalaman, menempa jiwanya menuju kedewasaan. Pemimpin itu bergerak di sekitar kita, menapaki detik demi detik pergolakan masalah bangsa, menunggu masanya tiba untuk bersuara. Pemimpin itu hanya belum punya nama. Ia pun belum punya nafsu haus kuasa. Ia masih hijau. Ia begitu jengah dengan rumitnya birokrasi. Ia sering menyuarakan protes dan sangsi pada lambannya proses perbaikan yang dirancang oleh pimpinan negeri ini. Pemimpin itu adalah pemuda.
Sementara, sang pimpinan kini sedang berada di atas pengungkitnya. Pengungkitnya yang paling diandalkan adalah kekuasaan. Kekuasaan yang katanya atas nama rakyat jelata. Tapi, kata-kata itu sepertinya hanya tameng belaka. Pimpinan itu bukan pemimpin. Ia hanya punya nama. Ia pun hanya punya nafsu haus kekuasaan. Pimpinan itu tidak diikuti karena kekuatan karakter kepemimpinannya, atau karena karya nyatanya atas nama kesejahteraan masyarakat, tapi karena jabatannya. Ia hanya tinggal simbol, berhiaskan tameng kekuasaan bertatahkan harta yang dikail dari tengkuk rakyat jelata. Tapi kita jangan lupa, bahwa dulu pimpinan itu pernah muda. Pimpinan itu pernah menjadi pemimpin. Pimpinan itu pernah menjadi manusia yang idealis. Namun, seiring bergelutnya ia dengan birokratisasi, ia pun tercemar. Hijaunya kini menjadi kelam. Ternoda oleh racun kekuasaan yang menggerogoti perlahan.
Pemimpin yang muncul dari golongan pemuda adalah pemimpin dari selapis generasi yang menjadi harapan terbesar bangsa. Untuk itu, pemuda harus tahu bagaimana sosok pemimpin yang bukan hanya sekedar pimpinan itu. Seorang pemimpin harus visioner: melihat apa yang belum dilihat oleh orang lain, membaca apa yang belum terbayangkan oleh yang lain, dan merencanakan sesuatu yang masif yang bahkan belum dipikirkan oleh orang lain. Seorang pemimpin harus bisa bertindak sebagai negosiator yang baik, karena dengan jalan itulah pemimpin tersebut bisa membahasakan visi-visinya, menuntun anggotanya untuk ‘melihat’ apa yang telah dilihatnya. Seorang pemimpin harus memiliki idealisme, agar jalannya terus dikawal oleh prinsip-prinsip yang ril, sehingga jika ada terpaan badai konflik, sang pemimpin masih tetap teguh pada apa yang menjadi prinsipnya dan tidak gampang terpengaruh. Pemimpin harus memiliki kharisma yang kuat dan karakter yang sehat, agar orang lain bisa mengikuti pemikirannya dan menghargainya. Hal terpenting dari semuanya, seorang pemimpin harus menjadi inspirasi bagi siapapun yang dipimpinnya. Dengan demikian, sosoknya tidak hanya mengisi tampuk kepemimpinan, namun juga ‘membawa’ anggotanya untuk menjadi lebih baik dari dirinya dan menularkan jiwa-jiwa pemimpin pada anggotanya. Karakter seperti ini dapat kita jumpai di kalangan pemuda, yang buah pemikirannya masih murni tanpa pengaruh silaunya kekuasaan.
Saya menyebut mereka sebagai pemimpin kehidupan. Mereka bisa membentuk takdir mereka dengan berani bermimpi, beride gila, berpikir di luar kotak, sambil terus berusaha membawa mimpi dan angan tersebut ke dunia nyata. Saya sangat kagum pada para pemuda yang jalan hidupnya bisa menjadi inspirasi. Bilamana mereka bercerita, hati ini panas mendengarnya. Bilamana mereka bertindak, tubuh ini tidak terima, seakan berkata: dia memang sangat luar biasa, tapi saya yakin, saya bisa lebih baik dari dirinya. Memperhatikan mereka membakar motivasi saya. Saya senang memperhatikan bagaimana seseorang yang memiliki jiwa kepemimpinan yang sehat berpikir, bertindak, dan mengambil keputusan. Saya cermati bagaimana mereka menganalisa, mengelaborasi, menyadur, dan menyaring informasi. Jika saya bisa membangun motivasi dari memperhatikan sesama pemuda, mengapa tidak bagi Anda dan pemuda yang lainnya?
Dicari! Pemimpin yang rela tidak menjadi puncak pimpinan. Punya prinsip hidup: kontribusi bukan posisi. Berani turun langsung ke masyarakat dan bekerja bersama masyarakat. Bertanggung jawab atas semua kritikan yang dilontarkan dengan menularkan positive thinking ketika mengkritik serta selalu menyertakan solusi nyata dalam setiap kritikan. Bersedia memotivasi rekan-rekannya untuk dapat melakukan hal-hal lebih baik dari dirinya. Tidak takut akan bawahan yang “melebihi” prestasinya. Dibutuhkan pemimpin yang menganut prinsip egalitarian. Pemimpin yang menjadi katalisator bagi pergerakan yang sentrifugal, gerakan massa yang menuju satu tujuan yaitu kesejateraan rakyat.
Bayangkan, jika pemimpin-pemimpin muda di berbagai daerah di Timor Leste bermunculan. Pemimpin itu berorientasi pemberdayaan masyarakat, lalu ia menularkan semangat pemberdayaan itu kepada rekan-rekan dan elemen masyarakat lainnya dengan mengacu pada kearifan lokal masing-masing daerah. Setelah itu, perlahan-lahan gerakan pemuda seperti ini akan “tertular” ke lebih banyak lagi daerah di Timor leste. Menyapa nurani pemuda dan masyarakat. Setiap daerah punya gerakannya sendiri. Porosnya satu: kebersatuan Timor Leste. Pemimpin-pemimpin muda itu berkiprah, tanpa peduli siapa lebih baik dari siapa, atau siapa pimpinan puncak, siapa yang lebih dominan, siapa yang lebih kaya, dan siapa yang lebih hebat. Semuanya melupakan perbedaan suku, agama, dan ras. Semua saling menghargai latar belakang masing-masing daerah dan keunikan masing-masing pribadi. Semua berjuang demi tanah air satu, tanah air demi mencerdaskan bangsa yang satu, bangsa Timor leste, berbahasa perjuangan satu, bahasa persatuan: Bahasa (kontribusi untuk) Timor leste. Gerakan ini diharapkan akan semakin mengakar dan mengurat di jiwa pemuda Timor Leste, dan setelah itu pemuda bersiap bersumpah dan mau berbakti terhadap bangsa nya bangsa Timor Leste.
Timor Leste merindukan pemimpin seperti ini. Pemimpin muda yang egaliter. Pemimpin yang menghargai dengan sepenuh jiwa apa yang dipimpinnya. Pemimpin yang muncul karena kekuatan karakternya, kelihaiannya dalam “membahasakan ide”-nya, dan kemampuannya mengorganisasi massa. Pemimpin itu tidak hanya satu. Jumlahnya banyak! Bukan hanya mereka yang merajut masa depan di perguruan tinggi, tapi mereka yang bergerak di jalanan pun adalah pemuda yang punya jiwa kepemimpinan yang tinggi. Mereka hidup karena perjuangan. Jiwa kepemimpinan mereka lahir dari perjuangan demi menyambung hidup. Pemimpin kehidupan sejati.
Saya sangat yakin bahwa kebangkitan Timor Leste itu akan segera terwujud jika kebangkitan pemuda juga segera terjadi. Perubahan yang dibutuhkan hanyalah perubahan pola pikir dan motivasi pemuda. Jika saja para pemuda sadar betapa besarnya potensi kekuatan kepemimpinan mereka, maka sepertinya kita tidak akan kesulitan dalam mencari solusi berbagai persoalan bangsa. Butuh kerja nyata pemuda untuk mempersatukan Timor Leste. Saatnya berpikir kritis-optimis. Kritis dalam menanggapi persoalan bangsa optimis dalam menapaki proses perbaikannya.
Saya memanggil Anda, wahai pemuda! Saya menantang Anda. Mari kita buktikan bahwa pemimpin sejati itu ada dalam diri kita. Saya dan Anda adalah pemimpin. Pimpinlah diri Anda sendiri sebagai langkah awal. Jika Anda sukses memimpin diri sendiri, maka Anda siap terjun ke dunia yang lebih besar. Tularkanlah semangat kebersatuan kepada banyak orang. Hilangkan perbedaan dan kebencian atas nama golongan. Katakan bahwa kita adalah satu! Timor Leste!
Jangan pernah malu dan berperasaan, jangan malulah pada diri sendiri. Seberapa banyakkah kita telah berbuat bagi negeri ini? Jawabannya ada dalam hati kita masing-masing. Lakukanlah lebih banyak dan lebih banyak lagi. Jangan pernah berhenti berjuang hingga tidak ada lagi yang perlu diperjuangkan. Mungkin perjuangan itu akan menghabiskan seluruh usia kita. Berjuanglah sampai akhir. Biarpun jasad ini mati, namun pemikiran dan perjuangan itu tidak akan pernah mati. Pemikiran akan terus dipelihara oleh sejarah. Sejarah akan meregenerasinya. Timor Leste harus bersatu seutuhnya. Jangan pernah menyerah, wahai pemimpin! Pemimpin muda yang egaliter, yang dicari oleh rakyat kita, adalah Anda! Percaya?
Balide, 22 April 2012
Kantor Pusat Partido Socialista de Timor
Sent from my iPad